Bercocok tanam dengan sedikit tanah
telah menjadi alternatif bertani bagi masyarakat perkotaan. Tanah yang semakin
terbatas, membuat gerakan urban farming semakin populer. Salah satu
teknik populer dalam urban farming adalah akuaponik. Teknik ini
menyatukan dua jenis budidaya, yaitu ikan dan tanaman sayur dalam satu media.
Jika dilakukan secara benar, Anda mendapat dua keuntungan sekaligus. Pertama,
dengan waktu yang relatif pendek (30—45 hari), Anda akan memanen sayur-sayuran
sebagai kebutuhan vitamin sekaligus protein nabati. Kedua, teknik ini
memungkinkan Anda untuk panen ikan sebagai pemenuhan kebutuhan protein hewani.
Hampir semua jenis tanaman, baik
sayur maupun buah dapat dibudidayakan dengan teknik akuaponik. Tidak hanya
tanaman sayur dan buah, tetapi juga tanaman hias dan herbal. Namun, ada
beberapa kriteria tanaman yang dapat dibudidayakan pada sistem ini, seperti
struktur tanaman tidak terlalu besar, memiliki daya adaptasi cukup luas,
berumur panen relatif cepat, dan minim perawatan. Nah, apa saja jenis tanaman
yang cocok untuk akuaponik?
1.
Kangkung
Kangkung termasuk tanaman yang mudah
tumbuh secara alami. Umumnya, kangkung hidup di rawa, sawah, atau parit. Daya
adaptasi kangkung terhadap kondisi iklim dan tanah cukup luas. Dalam
pemeliharaan, kangkung memerlukan suplai air secara berkelanjutan. Umur panen
kangkung relatif cepat, berkisar 30—40 hari.
2.
Sawi
Jenis sayur lain yang sering
dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah sawi. Ada beberapa jenis sawi yang dapat
ditemui, antara lain sawi putih/sawi jabung, sawi hijau/sawi asin, sawi
huma,sawi keriting, sawi monumen, dan sawi bakso/caisim. Ciri sawi yang dapat
dipanen dapat dilihat dari warna, bentuk, dan ukuran daun. Jika daun terbawah
pada sawi mulai menguning, itulah tanda sawi siap dipanen. Sawi yang dipanen
sebelum berbunga akan terasa segar, tekstur daunnya tidak terlalu kasar dan
keras di lidah. Pemanenan sawi dapat dilakukan jika umur sawi berkisar 40—45
hari setelah tanam.
3.
Selada
Selada sering ditemui pada olahan burger, sandwich, dan
salad. Selada yang segar dan siap panen memiliki rasa yang enak, segar, renyah.
Jika selada sudah terlalu tua, akan berasa pahit. Umur panen selada yang baik
adalah 30—35 hari setelah tanam.
4.
Bayam
Bayam menjadi salah satu sayuran populer di masyarakat
Indonesia. Tingkat adaptasinya yang cukup luas, menjadikan bayam dapat ditanam
di dataran rendah dan tinggi. Umur panen bayam yang relatif cepat (20—25 hari
sejak pembibitan/persemaian), membuat bayam cocok ditanam dengan sistem
akuaponik.
5.
Tomat
Perpaduan rasa tomat yang asam dan manis, membuatnya populer
untuk diolah di berbagai jenis masakan. Tomat siap panen pada umur 65—70 hari
sejak persemaian.
6.
Cabai
Sebagai salah satu bumbu dapur, cabai seringkali ditanam
oleh masyarakat di pekarangan rumahnya. Rasa buahnya yang pedas menjadikan
cabai sebagai “teman” dalam berbagai menu masakan. Secara umum, ada dua jenis
cabai, yaitu cabai merah dan cabai rawit (kecil). Dengan teknik akuaponik
sistem irigasi tetes, cabai dapat dipanen pada umur 65—80 hari (cabai rawit)
dan 70—90 hari (cabai merah).
7.
Kemangi
Masyarakat Indonesia, seringkali menjadikan kemangi sebagai
salah satu sayuran untuk lalap. Kemangi kerap bersanding dengan sambal pedas
yang menggugah selera. Seperti halnya bayam, kemangi mudah untuk dibudidayakan
di dataran rendah dan tinggi. Daun kemangi yang akan dibuat lalapan akan siap
panen pada umur 50 hari setelah masa tanam.
sumber : http://www.pertanianku.com/inilah-7-tanaman-sayur-untuk-akuaponik/
0 komentar:
Posting Komentar